Harga minyak mentah lagi-lagi meroket ke atas $110 per barel akibat gempa baru yang mengguncang Jepang semalam (08/04). Oil futures bulan Mei bertambah $1.47 (1,4%) ke $110.32 per barel. Pencapaian tertinggi sejauh ini sampai pada $110.44, sebuah harga yang tidak terlihat sejak September dua tahun lalu.
Gain minyak mentah terjadi setelah gempa 7,1 magnitude mengguncang Jepang. Seperti satu bulan lalu, kantor berita NHK juga menyerukan ancaman tsunami di wilayah pesisir. Meski demikian, tidak ada kerusakan berarti akibat gempa, reaktor Fukushima juga tidak mangalami kerusakan. Ketakutan utama masih ihwal radiasi nuklir serta masa depan permintaan energi dari wilayah Ais, khususnya Jepang.
"Gempa kemarin memicu spekulasi di pasar," ujar Doug Roberts dari Channel Capital Research. Jepang bisa saja mengganti minyak dengan bahan bakar fosil seperti solar, namun para pengamat energi memandang gas alam lebih ideal untuk dipakai sebagai alternatif.
Pasar juga cemas dengan penghentian produksi minyak di Libya. Kisruh politik sejauh ini sudah melambungkan harga minyak hingga 20% sepanjang 2011. Kemarin harga emas hitam juga ditopang oleh sinyal dari ECB mengenai kenaikan suku bunga. Otoritas moneter Eropa tidak memberi lampu hijau bagi penambahan poin suku bunga dalam waktu dekat. "Penyesuaian suku bunga diperlukan untuk mengimbangi lonjakan harga-harga," tegas Jean-Claude Trichet, Presiden ECB semalam. Di akhir pekan ini, harga minyak diprediksi kembali naik. "Rally belum akan usai, hanya sentimennya yang berbeda," tutur Tom Pawlicki, Analis Energi MF Global. Jelang weekend, fokus pasar kembali ke LIbya dan krisis Timur Tengah.
Gain minyak mentah terjadi setelah gempa 7,1 magnitude mengguncang Jepang. Seperti satu bulan lalu, kantor berita NHK juga menyerukan ancaman tsunami di wilayah pesisir. Meski demikian, tidak ada kerusakan berarti akibat gempa, reaktor Fukushima juga tidak mangalami kerusakan. Ketakutan utama masih ihwal radiasi nuklir serta masa depan permintaan energi dari wilayah Ais, khususnya Jepang.
"Gempa kemarin memicu spekulasi di pasar," ujar Doug Roberts dari Channel Capital Research. Jepang bisa saja mengganti minyak dengan bahan bakar fosil seperti solar, namun para pengamat energi memandang gas alam lebih ideal untuk dipakai sebagai alternatif.
Pasar juga cemas dengan penghentian produksi minyak di Libya. Kisruh politik sejauh ini sudah melambungkan harga minyak hingga 20% sepanjang 2011. Kemarin harga emas hitam juga ditopang oleh sinyal dari ECB mengenai kenaikan suku bunga. Otoritas moneter Eropa tidak memberi lampu hijau bagi penambahan poin suku bunga dalam waktu dekat. "Penyesuaian suku bunga diperlukan untuk mengimbangi lonjakan harga-harga," tegas Jean-Claude Trichet, Presiden ECB semalam. Di akhir pekan ini, harga minyak diprediksi kembali naik. "Rally belum akan usai, hanya sentimennya yang berbeda," tutur Tom Pawlicki, Analis Energi MF Global. Jelang weekend, fokus pasar kembali ke LIbya dan krisis Timur Tengah.
Proyeksi lebih tajam diutarakan oleh Dana Moneter Internasional (IMF). Dalam World Economic Outlook Report yang dirilis kemarin (07/04), IMF menyebut harga minyak sampai pada 'periode mengkhawatirkan'. Lembaga ini menunjuk laju industri emerging markets, seperti China dan India sebagai pemicu kenaikan. Volume permintaan dari negara-negara yang dimaksud, tidak mampu diimbangi oleh suplai dari produsen. Dalam dua dekade terakhir, harga minyak sudah melonjak sebanyak dua digit (12%).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar