Dollar A.S kembali terperosok ke level rendah dalam 3 tahun terakhir terhadap sejumlah mata uang utama dunia setelah the Fed kembali berniat untuk tetap menahan suku bunga di kisaran rendah antara nol s/d 0.25 persen.
Sementara lonjakan angka tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi Amerika yang muncul dibawah perkiraan, turut menambah sentimen bearish terhadap dollar.
Pada hari Rabu silam Federal Reserve juga menyatakan akan menyelesaikan program pembelian obligasi senilai $ 600 milyar hingga bulan Juni, dan mensinyalkan bahwa bank sentral tidak terburu-buru memperketat kebijakan moneternya mengingat pasar tenaga kerja yang masih terpuruk.
"Kenyataannya adalah suku bunga di AS akan tetap rendah, terlepas bagaimana komentar Fed selanjutnya tahun ini, setidaknya kita nantikan sampai Fed mulai mengintervensi pasar dengan cara berbeda," ujar Lena Komileva, pimpinan analis global G10 pada Brown Brothers Harriman di London.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar