Meskipun saat ini bisa keluar dari zona degradasi, Euro masih rentan terperosok kembali setelah kemarin mata uang tunggal ini terdepresiasi terhadap Dollar AS dalam perdagangan volatile.
Terpuruknya Euro terutama akibat simpang siurnya berita yang beredar mengenai kesepakatan bantuan baru yang mungkin dibutuhkan Yunani guna memenuhi kebutuhan fiskal dalam 2 tahun ke depan.
Sementara sejumlah analis menilai Euro masih akan tetap rentan terhadap meningkatnya kekhawatiran hutang zona Euro, meskipun fokus investor saat ini tertuju pada prospek kenaikan suku bunga yang lebih cepat dibandingkan AS.
"Euro akan terus tertekan di tengah kembali merebaknya kekhawatiran atas masalah hutang di negara-negara kecil di zona Euro," ungkap Omer Esiner, kepala analis pasar pada Commonwealth Foreign Exchange Inc. di Washington.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar