USD/JPY stabil di awal perdagangan Asia dengan bias pelemahan ke level support di 80.50, menurut trader bank Jepang.
Perdagangan mata uang dipengaruhi oleh pergerakan EUR/JPY dan EUR/USD, dengan trader yang masih menunggu hasil voting kedua Yunani mengenai implementasi dari tindakan pengetatan. Kenaikan yield obligasi AS hari Rabu (29/06) berdampak terbalik pada dollar. Hal ini tidak mendorong pembelian karena lemahnya korelasi saat ini, kata trader.
Euro naik ke tingginya dua minggu terhadap dollar AS terkait spekulasi Bank Sentral Eropa akan menaikkan tingkat suku bunga minggu depan dan sebagai risiko langsung dari default oleh Yunani mereda.
Mata uang tersebut umumnya menguat terhadap 14 dari 16 rivalnya sebelum perkiraan laporan yang menunjukkan inflasi Eropa dipercepat pada bulan Juni, menambah kasus kenaikan tarif pada 7 Juli di pertemuan ECB. Bank sentral Presiden Jean-Claude Trichet mengatakan pada tanggal 28 Juni pembuat kebijakan dalam mode “kewaspadaan yang tinggi”.“Yen melemah setelah menguatnyabursa saham dan komoditas redam permintaan untuk mata uang sebagai tempat berlindung. Dolar Australia menyentuh tingginya dua minggu sebelum sebuah laporan perkiraan menunjukkan pinjaman bank akan diperluas.
"Trichet telah, dalam beberapa hari terakhir, telah menggunakan 'kewaspadaan," karena itu kita bersiap untuk kenaikan suku bunga tambahan minggu depan, "kata Robert Rennie, kepala strategi mata uang di Sydney untuk Westpac Banking Corp , badan terbesar kedua dalam hal pemberian pinjaman. "Ada kemungkinanEuro bergerak lebih tinggi."
Euro naik menjadi $ 1,4462 di Tokyo dari $ 1,4435 di New York kemarin. Sebelumnya Euromenguat ke $1,4484, level tertingginya sejak 14 Juni. Euro melaju ke ¥ 116,78 dari sebelumnya 116,61 setelah mencapai 117,18 kemarin, terkuat sejak 9 Juni. Dollar berada di ¥ 80,75 dari 80,78.
Poundsterling berhasil melakukan rebound terhadap Dollar AS pada hari Rabu setelah sebuah jajak pendapat menunjukkan ekspektasi inflasi Inggris melonjak, yang mengurangi beberapa spekulasi bahwa suku bunga belum akan berubah setidaknya hingga tahun depan.
Jajak pendapat yang menunjukkan ekspektasi inflasi satu tahun ke depan tersebut melonjak ke 3,9% pada bulan Juni dari 3,4% pada bulan Mei, yang menghentikan tekanan jual dan memicu pembalikan arah mata uang Inggris. Sebelumnya Pound sempat terseret oleh penurunan Euro yang terjadi seiring dimulainya voting di parlemen Yunani.
Secara keseluruhan, pergerakan Sterling pada hari Rabu sebagian besar masih dipengaruhi oleh Euro, dengan investor memangkas sebagian posisi long Euro yang diambil menjelang berlangsungnya voting Yunani.
"Euro sempat diburu sebagai langkah antisipasi akan terjadinya lonjakan besar yang mengikuti hasil voting yang positif," kata Adam Myers, analis mata uang senior dari Credit Agricole CIB. "Tapi ternyata pandangan tersebut salah, mengingat masih banyak masalah yang belum terselesaikan di Yunani. Itulah yang sempat menyeret Euro turun, dan juga mempengaruhi Sterling."
Sejumlah analis menilai suramnya prospek perekonomian Inggris masih akan membuat Pound rapuh terhadap Euro, bahkan dengan krisis hutang Euro yang tengah berlangsung terus mengikis sentimen Euro.
Saat ini GBP/USD diperdagangkan pada kisaran $1.6060 atau sekitar 0,4% lebih tinggi dibandingkan harga pembukaan hari Rabu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar