Selasa, 28 Juni 2011

China Bisa Jadi Yunani Baru

Fokus perhatian pasar tertuju ke Yunani selama lebih dari 1 tahun terakhir. Meskipun Yunani pada akhirnya bisa mencapai solusi terbaik, bukan berarti kecemasan hutang global telah usai. Di samping Amerika Serikat (AS) negara China ditengarai sedang menghadapi masalah serupa: hutang besar!
Beberapa pengamat pasar memiliki pandangan khusus terhadap kesehatan moneter China. Jim Antos, Analis Bank Mizuho Securities Asia, mengatakan dalam skala 1 sampai 10, krisis hutang Yunani memiliki nilai 10 dan China 8. "Saya berpandangan negatif terhadap bank-bank China, khususnya soal neraca pinjaman masing-masing bank," ujar Antos kepada CNBC hari Senin (27/06). 
 
Patut diketahui bahwa volume pinjaman bank China naik dua kali lipat sejak Desember 2007 hingga Mei 2011. Antos menyebut hal yang terjadi di China sebagai 'contoh baku dari gelembung kredit'. Pertumbuhan rerata pinjaman memang sudah menyusut sebanyak 15% dalam dua tahun terakhir, namun besaran jumlah pinjaman masih mencemaskan. Angka pinjaman perbankan China tercatat sebesar $6,500 per kapita pada 2010, sementara GDP per kapita sendiri hanya $4,400. Menurut Antos, rasio tersebut adalah 'tidak aman'. 
 
"Pinjaman yang memasuki maturitas pada 2-3 tahun mendatang rawan memicu gejolak," ujar Antos. Ia meyakini bahwa rasio kredit macet di China, yang saat ini terpatok sebesar 1%, akan naik secara cepat. Beberapa analis bahkan memperkirakan angka Non-Performing Loan (NPL) bisa mencapai 10-15% hanya dalam beberapa tahun. "NPL dapat melonjak dua kali lipat dalam 3 tahun," tutupnya. Jika bukan tahun ini, maka ancaman kredit akan terbukti nyata pada tahun depan atau dua tahun lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar