Senin, 06 Juni 2011

Seputar Komoditi Oil&Gold

Emas perkasa setelah dua hari berturut mengalami pelemahan akibat spekulasi para investor untuk menjual emas di dekat rekor harga tertingginya.
 
Emas hari ini berhasil terkerek naik 0.52% ke level $1541, yang menurut kebanyakan pelaku pasar kenaikan Emas terlampau tinggi dan terlampau cepat. Penguatan sebagian besar ditopang oleh argument ketakutan utang zone Eropa, konflik geopolitik yang berlanjut di Timur Tengah maupun Afrika serta prospek jangka panjang dollar AS yang masih buruk.
 
Menurut survey Bloomberg, 15 dari 17 trader, investor dan analis atau 88% mengharapkan Emas masih naik minggu depan, sementara hanya 1 yang memprediksi harga akan melemah dan satu lagi masih netral.
 
Dollar AS sendiri melemah -0.17% akibat data tenaga kerja di level terendah dalam setahun terakhir.
 
Berdasarkan studi teknikal, bias intraday masih bullish selama harga bergerak didalam bullish channel pada grafik H4, mengincar area 1563 sebelum ke level psikologis 1600. Di sisi bawahnya level support terdekat ada di 1528 – 1500 – 1480. 

Minyak kembali tergelincir di bawah level psikologis $100 seiring investor cemaskan outlook permintaan energi dunia. Suramnya publikasi data ekonomi baik dari AS, Eropa, dan Cina sinyalkan rapuhnya pemulihan global sehingga grogoti outlook permintaan energi. Investor kini nantikan data non-farm payrolls AS yang mungkin tegaskan rapuhnya pemulihan ekonomi terbesar dunia. Survei Reuters perkirakan AS hanya ciptakan 150 ribu lapangan pekerjaan baru, lebih rendah dari publikasi April 224.000.

"Investor nantikan laporan tenaga kerja AS sebagai petunjuk pergerakan minyak lebih lanjut. Kita mungkin akan alami gejolak jangka pendek nanti malam,” kata Ben Le Brun, analis CMC Markets. Minyak harus dapat pertahankan $100, namun jika harga tembus level rendah kemarin 98.45 maka ada peluang berlanjutnya penurunan hingga 96.60, harga terendah 25 Mei.

Minyak juga tertekan oleh laporan OPEC akan tingkatkan output sebanyak 1,5 juta barel per hari pada pertemuan 8 Juni mendatang. Kenaikan cadangan minyak AS juga turut bebani sentimen. Namun, memburuknya kerusuhan di Yaman diharapakan dapat cegah penurunan lebih dalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar