Pelaku pasar kini tengah waspada menyikapi gejolak di pasar saham global. Penurunan nilai indeks tidak hanya terjadi di Amerika Serikat (AS), bursa regional Asia turut terseret dalam arus perlambatan ekonomi.
Investor dipaksa mencari aset alternatif yang bisa tetap menghasilkan laba. Seperti biasanya, emas adalah destinasi pelarian utama di tengah ketidakpastian. Strategic Investor, Dennis Gartman, punya prediksi khusus mengenai logam mulia ini. Ia melihat emas berpotensi meraup tambahan nilai sampai $100 untuk ditutup pada level $1650 di akhir tahun.
Gartman dikenal sebagai investor setia emas, dibanding menempatkan dananya pada aset valuta dollar. "Saya adalah penggemar fanatik emas," ujarnya kepada 'Fast Money' CNBC. Mungkin investor bisa mencoba strategi transaksi Gartman selama ini. Sebagai pemodal AS, Ia mengambil posisi 'long' untuk emas dan 'short' di valuta euro.
Setelah giat mengamati pergerakan harga saham, penulis the Gartman Letter ini yakin bahwa nilai ekuitas akan terus menurun. "Saya tidak percaya potensi resesi global, tapi jelas sekali sedang ada perlambatan aktifitas ekonomi," ujarnya. Atas alasan itulah, Ia memandang harga emas belum akan surut tahun ini, atau bahkan dalam beberapa tahun ke depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar