Selasa, 29 Maret 2011

Waspadai Perubahan Peta Ekonomi

       Ketidakpastian ekonomi masih menghiasi lantai bursa. Mulai dari situasi politik kawasan, geliat emerging markets hingga bencana alam Asia, semua menjadi kerikil tajam bagi pelaku pasar finansial. Tim Riset Wealth Management UBS memaparkan beberapa poin penting yang harus diwaspadai investor. Berikut adalah kutipan outlook lembaga keuangan tersebut.

Inflasi memicu kenaikan suku bunga

Babak baru dari siklus ekonomi saat ini adalah kenaikan suku bunga. Emerging markets sudah memulai kebijakan tersebut dan otoritas eropa mula membuka kemungkinan serupa. ECB tampaknya segera menyesuaikan tingkat suku bunga acuan sepanjang semester awal 2011. Demikian pula dengan Bank of England.

Lonjakan harga, terutama komponen pangan, menimbulkan masalah baru di banyak pasar emerging. Kenaikan harga hasil bumi telah membuat tingkat inflasi konsisten meninggi.

Penyesuaian suku bunga untuk meredam inflasi merupakan langkah paling populer yang bisa dilakukan bank sentral dunia. Di samping itu, kenaikan interest rate juga bertujuan untuk menjaga stabilitas obligasi pemerintah.

Saham masih jadi pilihan

Meski performa saham tiap bursa regional cenderung mixed di awal 2011, aset ini masih sangat diminati investor. Konflik Timur Tengah dan Afrika Utara telah memicu kegugupan pasar, tetapi tren harga saham tetap positif. Sebagaimana terlihat sejauh ini pada bursa saham Amerika Serikat. Khusus bagi investor aset berbasis Eropa, direkomendasikan untuk menjual saham. Alihkan portofolio ke aset yang terafiliasi dengan struktur ekspor dan permintaan kuat, misalnya Jerman.

Emerging Markets semakin kompleks

Saham di negara perekonomian baru relatif lesu sepanjang 2011. Kenaikan harga pangan dan bahan bakar telah memicu inflasi dan kecemasan investasi. Fenomena ini tampaknya rawan mengikis kinerja ekonomi emerging markets untuk kuartal II nanti. Namun prospek pertumbuhan jangka panjang belum akan pudar. Kami memilih saham yang diuntungkan oleh konsumsi besar di AS. Di antaranya adalah eksportir besar seperti Taiwan, Korea Selatan dan Meksiko. Sedangkan China masih jadi favorit jangka panjang dan Rusia cukup prospektif karena potensi minyaknya.

Investasi berbasis komoditi akan cerah

Tensi ketegangan Timur Tengah dan Afrika Utara akan menjaga harga minyak. Isu-isu tersebut sering memberi pengaruh buruk dalam jangka pendek bagi harga ekuitas dan obligasi global. Investor disarankan untuk mengalihkan asetnya ke sektor yang bisa konsisten memberi hasil, seperti energi dan material. Emas adalah salah satu pemberi nilai terbaik, khususnya di tengah ketidakpastian.

Obligasi Pilihan

Return dari obligasi pemerintah anggota G7 tidak merefleksikan resiko kredit dan suku bunga sesungguhnya. Kami rekomendasikan untuk beralih ke aset saham atau obligasi yang terpilih. Surat hutang korporasi bisa dijadikan alternatif baru, terutama yang bersifat multinasional. Sektor industri dan utilisasi bisa dipilih, seraya menghindari perusahaan berbasis finansial. Sebagai tambahan, investor bisa mempertimbangkan obligasi emerging markets. Patut diingat bahwa suku bunga global lebih berpihak pada obligasi jangka pendek dan menengah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar