Menteri Keuangan Jepang Yoshihiko Noda mengatakan pada hari Selasa bahwa kelompok negara G7 masih akan bekerjasama melakukan intervensi secara terkoordinir untuk membendung penguatan Yen seperti yang terjadi pada minggu lalu. Situasi ini menyebabkan para pelaku pasar mengerem aksi beli karena tidak tertutup kemungkinan intervensi G7 dilakukan sekali lagi.
Situasi ini tentunya menyebabkan speculator semakin sulit melakukan pembelian mata uang Yen Jepang, yang berarti bahwa untuk sementara ini aksi spekulatif seperti itu telah tertahan.
Trend seharusnya masih melemah, karena ancaman intervensi dan langkah BoJ untuk melonggarkan kebijakan moneter. Bank sentral terpantau telah memompa likuiditas yang mencapai rekor ke system perbankan pada hari Selasa ini untuk mencounter penguatan Yen dan memastikan institusi keuangan memiliki likuiditas yang cukup untuk mengimbangi dampak lanjutan dari gempa dahsyat yang menghantam negara tersebut pada 11 Maret lalu. Current account balance BoJ akan naik menjadi ¥41.76 trilyun (US$515.24 milyar) pada hari Selasa ini sebagai hasil dari injeksi likuiditas, tertinggi sejak 31 Maret, 2004.
Oleh karena hal tersebut, para trader mengatakan dollar terhadap Yen Jepang akan stabil diatas level 80.00 untuk sementara ini, bahkan masih berpotensi menguat hingga ke level 82.00. Terpantau sejauh ini mata uang USD/JPY masih diperdagangkan pada level 80.90.
Katalis negatif bagi USD/JPY jika kembali terjadi risk aversion/ pengalihan resiko dipicu oleh problem pembangkit nuklir Fukushima Daiichi atau konflik tentara sekutu dengan Gaddafi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar